"Cari di situ ada nggak?!" titah Siska saat Amel malah menangis sambil memeluk foto Gavin, bukan membantunya mencari sesuatu yang mencurigakan, Amel malah menangis, membuat Siska agak jengkel dibuatnya.
"Siska ngertiin gue dong, gue gak bisa gini," tangis Amel makin menjadi, ia kembali memeluk erat foto cowok yang di sukainya itu. Bucin.
"Ya udah, tunggu di sini ya, jangan kemana-mana!" titah Siska, Amel hanya mengangguk paham.
Siska pergi ke lantai dua, memasuki kamar cowok yang sedang hilang entah kemana, bau maskulin Gavin mengguar memasuki indra penciuman Siska.
Siska langsung memakai sarung tangan dan mengobrak-abrik kamar lelaki itu, ia tidak bodoh, pasti jika ada sesuatu yang aneh polisi akan mengecek sidik jari, jadi Siska sudah mempersiapkan sarung tangan.
"Sialan, gak ada yang aneh!" umpat Siska, ia memijat pelipisnya, ia pusing.
Siska turun ke bawah, sia-sia saja usahanya mencari sesuatu yang aneh tapi tidak ada.