Satu ide gila untuk mengakhiri hidupnya terlintas lagi di kepala Aliya. Bukan sekali atau dua kali ide gila ini muncul. Tetapi sudah berkali-kali. Semoga saja kali ini tidak ada yang menggagalkan acara bunuh dirinya. Karena, sudah berulang kali digagalkan. Siapa lagi kalau bukan Amel dan Siska. Sahabatnya itu kadang datang diwaktu yang salah.
Sayatan pertama di nadinya membuat banyak darah mengalir dari tangan Aliya. Belum apa-apa tubuhnya sudah lemas. La langsung ambruk dengan darah yang masih mengalir dari tangannya.
"Sama-sama sakit ternyata," Aliya tertawa sendi. Ia kembali meringis kala sayatan ke dua terkena urat nadinya. Sakitnya semakin menjadi.
Ia meringis menahan sakit di tangannya. Kalau tahu sakitnya akan seperti ini, mending ia terjun saja dari lantai tiga puluh. Sudah pasti ia akan mati.
"Gila lo!" dua kata yang membuat Aliya menoleh. Andra datang dengan membawa satu bungkus makanan. Ia yakin itu untuknya.