Langkahnya terhenti ketika merasakan sebuah tangan menyentuh puncak kepalanya. Dia menoleh dan melihat Arga bersandar di depan bingkai pintu kelasnya sambil menatapnya. Laki-laki itu memiringkan kepalanya sedikit ketika melihat wajah Dea. Gadis itu terdiam, tidak tersenyum sama sekali pada Arga dan rasanya dia ingin tenggelam sekarang.
Emosinya masih ada di ubun-ubun. Kepalanya terasa panas. Bahkan sekarang hatinya merasa kesal melihat Arga berdiri dengan pose santai itu. Padahal harusnya dia menarik napas melihat Arga yang tersenyum ringan padanya. Tapi saat ini, hanya ada rasa kesal yang dia tahan.
"Kamu kenapa?" tanya Arga bingung.
"Lagi ga mood," balas Dea ketus.
Arga terdiam sebentar kemudian menoleh ke arah kelas sebelah. "Kamu habis ketemu Vivian?"
"Iya, Dea menoleh dengan wajah sinis. "Kenapa memangnya?"
"Kamu yang kenapa," Arga menurunkan tangannya dari kepala Dea. "Dia ngomong apa sama kamu?"