"Nih."
Arga mengerjap ketika melihat segelas es jeruk nipis di depannya. Matanya melirik ke arah Dea yang sekarang duduk di sebelahnya di kantin sekolah. Bibir gadis itu tersenyum tipis dan matanya menatap Arga. Ada sorot kekhawatiran di dalam matanya, Arga sadar. Laki-laki itu mengernyit ke arah gelas yang disodorkan oleh Dea itu. Kalau tidak salah, tadi Arga berpesan pada Dea untuk membelikannya es milo. Kenapa dia malah membawakan es jeruk nipis?
"Ga salah pesen kok," Dea mengaduk es jeruk nipis itu. "Cuma kamu ngantuk banget mukanya. Biar seger dikit, minum ini, ya?"
Arga tersenyum tipis. "Makasih."
Pipi Dea memerah sambil mengalihkan tatapannya pada bekal yang dia bawa dari rumah itu. "Sa-sama-sama." Dea benar-benar belum biasa melihat senyum Arga.
"Aduh, aduh," Klein berdecak sebal sambil menopang dagunya. "Sakit gigi gue liat Io berdua. Manis banget sih."