Chereads / TWO OPPOSITES / Chapter 13 - Spesies Manusia Alay

Chapter 13 - Spesies Manusia Alay

Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Semua penghuni kelas berhamburan keluar, entah itu menuju kantin, lapangan, perpustakaan, dan ke tempat lainnya. Tapi tidak dengan Lie.

"Lie, kantin kuy." ajak Rayhan.

"Iya, dede ucul betah amat di kelas sendirian." timpal Jeffry.

"Kalian duluan aja, gue masih pengen di kelas. " jawab Cliera dengan nada datar.

"Yaelah judes amat, Lie!" ledek Gibran.

"Woy! Ngapain lo pada gangguin temen gua? Mau gua sleding lo pada?!" Abigail menarik lengan Cliera menjauh dari tujuh cowok stres itu. Dia tak ingin Cliera terinfeksi virus gila mereka.

"Yaelah Abigila ganggu aja!" Jeffry berdecak kesal.

"Tau nih, Abirisik enyah saja kau! Hus-hus!" usir Reyhan.

"Beneran minta di bogem nih?"

Abigail melipat-lipat lengan bajunya lalu mengepalkan tangan dan mengarahkannya pada ketujuh cowok di depannya. "Siapa duluan?!"

"GIBRAN!" jawab mereka serempak kecuali Gibran.

"Atuh aing?!" Gibran menjawab dengan logat sundanya. "Gue gak ikutan, Bi, suer takewer-kewer!"

(Kok gue?)

"Kiri atau kanan?" tanya Abigail dengan wajah datarnya.

"Apanya?" tanya Gibran innocent.

Abigail menghela nafas, "pipi lo!"

Mata Gibran berbinar senang, senyumnya perlahan mengembang. "Mau dicium? Serius? Yaudah sok terserah!"

"Hukumnya gue nyium lo!" sarkas nya.

"Sabar gusti..." Gibran mengelus-elus dadanya. Dihujat Abigail, dia sudah biasa.

***

Cliera dan Abigail sedang berada di kantin sekolah, sementara Aruna dan Keyla pergi entah kemana. Ini pertama kalinya Cliera istirahat di kantin. Suasananya lebih rame dari yang Cliera bayangkan, riuh banyak orang seperti di pasar, padahal kantinnya lebih dari satu, tapi kata Abigail ini adalah kantin paling ujung, jadi otomatis yang jajan sedikit.

"Mau makan apa, Lie? Biar gue pesenin sekalian," tanya Abigail.

"Samain aja deh, gue ngikut lo aja."

"Batagor suka gak?"

"Suka, tapi bumbunya dikit aja ya?"

Abigail mengacungkan jempolnya. "Oke, tunggu sebentar ya."

Selagi menunggu Abigail memesan makanan, banyak pasang mata yang melirik kearahnya. Apa ini hanya perasaannya saja? Dia seperti jadi pusat perhatian seisi kantin. Ah, sudahlah tidak penting.

Abigail kembali dengan membawa nampan berisi dua piring batagor dan dua gelas es teh manis.

"Minumnya teh manis gak apa-apa kan?"

"Gak apa-apa, asal jangan teh asem aja!"

"Itu mah muka si Jeffry, asem!"

"Gak boleh gitu tau, gimanapun juga Jeffry kan temen lo!"

"Temen kaya dia emang pantes dinistain!"

"HALO SAHABAT PENTOLKU!" Keyla datang sendiri, Aruna? Entahlah.

"Lho? Runa mana?" tanya Cliera.

"Emdeel!"

"Maksudnya?"

"M-o mo, d-o do, L! Modol!" (BAB)

"Jorok lu, pentol!" sarkas Abigail.

"Diajarin Gibran," Keyla tertawa, tak lama duduk di sebelah Abigail.

"Pergi sana! Gak usah deket-deket! Lo udah terkontaminasi virus gilanya si Gibran!"

Keyla memberengut kesal, "yaampun Abi. Jangan karena Gibran gila, bukan berarti Kekey juga ikutan gila!" Keyla berpindah tempat duduk disebelah Cliera. "Tuh liat, Cliera aja gak protes deket-deket Kekey, yakan?"

"Hm."

Cliera melanjutkan kembali makannya. Dilihat Keyla yang sedang senyum-senyum sendiri Cliera dan Abigail jadi bingung. Keyla kenapa?

Cliera angkat bicara, bagaimanapun dia khawatir pada Keyla, takutnya Keyla kesurupan atau semacamnya. "Key, lo kenapa sih senyam-senyum gak jelas? Lo gak apa-apa kan?" tanya Cliera memastikan.

Keyla tersenyum dan menatap Cliera. Cliera merasa tambah takut, kian hari mengenal Keyla kelakuannya kian aneh. "Natayang lucu banget ya?" pekik Keyla.

Cliera mengernyit bingung, "Natayang?"

Abigail menghela nafas, kapan sih temannya ini waras?

"Tuh, cogan yang lagi ngobrol sama Pak Dadang!" tunjuk Keyla pada cowok yang sedang berbincang dengan Pak Dadang.

Dahi Cliera bergelombang, "bukannya itu Nata ya?"

Keyla mantap mengangguk, "iya, Natayang cute banget 'kan? Kalian tau gak sih kalo gue itu sering ngehaluin dia! Dia itu bukan cuma ganteng, tapi murid teladan di sekolah ini! Dia ketua OSIS

lagi! Dia juga pinter banget, sering ikut olimpiade tingkat nasional! Udah ganteng, murah senyum lagi! Mana maniiiss banget lagi! Bikin diabet dah!"

Cliera akui Nata memang nyaris sempurna dimata kaum hawa. Selain parasnya yang tampan, otaknya juga cerdas. Siapa yang

tidak tertarik coba?

Abigail memutar bola matanya, "alay banget sih lo! Kaya belum pernah liat aja, modelan Nata banyak kali di tanah abang."

"Ihh, kok Abi yang sewot sih? Kan yang suka sama dia Kekey bukan Abi." ketus Keyla.

"Atau jangan-jangan Abi suka lagi sama Natayang?" lanjutnya.

Abigail membelalakkan kedua bola matanya. "Gue? Nata? Suka? Idie, gak mungkin." ucap yang melahap batagornya lagi.

"Ngelak aja eek kuda." ledek Keyla.

Abigail tak membalas. Melihat wajah Nata saja sudah membuatnya mual. Ah, Abigail jadi tidak selera makan.

Cliera melihat ponselnya, terdapat beberapa notifikasi WhatsApp. Dia baru menyalakan ponselnya, dari kemarin malam ponselnya mati. Ada juga tidak sering bermain ponsel, itu membuat matanya sakit. Cliera melihat satu persatu pesan dari mereka, tidak ada yang menarik. Cliera terus saja menscroll sampai bawah, dan yah ada pesan dari Rayhan.

Rayhanland

Hai kmu, rembulan yg bersinar di hatiku:)

Rayhanland

Kamu baik-baik saja 'kan calon istri ku?

Rayhanland

Mau ceritaa... lo nyadar gak sih kaki gue pincang sebelah? Itu tuh karena kemarin jatuh dari pohon abis nyolong rambutan

tetangga. Sakit banget SUMPAH:(

Cliera mencoba menahan tawa. Mampus! Kena azab kan Rayhan! Siapa suruh maling rambutan orang?

Rayhanland

Jangan ketawa, Lie!

Ingin rasanya Cliera tertawa sekerasnya. Kalaupun Rayhan ada dihadapannya saat ini juga Cliera akan meledeknya habis-habisan!

Cliera merasa ada yang pada dirinya sendiri. Apa yang aneh? Bukan hatinya kan?

Rayhanland

Mungkin cukup sekian, Selamat makan kaka

"Apaan sih! Sepikin aja teros!" gumam Cliera.

Cliera hanya membaca pesannya saja. Tidak berniat membalas. Yang ada pesannya malah merembet dan membuat Cliera kesal karena Rayhan selalu spam chat padanya. Menyebalkan!

"Dasar cowok aneh! Kok ada sih, spesies manusia alay macam Rayhan di dunia ini?" gumam Cliera pelan.

"WHAT?! Lo ngomong apa barusan?!" pekik Abigail.

"Apaan sih lo heboh banget deh!" Cliera kesal, karena jeritan Abigail barusan membuatnya jadi pusat perhatian sekarang. Abigail malu-maluin!

"Tau nih, Abi itu selain heboh suka malu-maluin!"

"Ya maaf, gue kan kaget tiba-tiba lo nyebut nama si Sasya!"

"Rayhan!" ralat Cliera.

"Tuh kan bener, Io nyebutin nama dia! Lo mikirin dia ya? Hayo ngaku!"

"A-apaan sih! Jangan ngaco deh! Lo salah denger kali!" elak Cliera.

"Lo ngatain gue budeg? Sorry ya, kuping gue masih normal, jadi gak mungkin salah

denger!"

"Serah lo deh!"

Cliera memberengut kesal. Abigail benar-benar menyebalkan sekali. Cliera melirik sekeliling kantin. Semuanya menatap Cliera dengan tatapan yang berbeda. Tapi ya sudahlah, Cliera tidak mempermasalahkannya. Suka-suka mereka mau ngeliatin dia atau enggak. Toh, mata mereka, jadi terserah mereka.

Tapi ada yang menarik perhatiannya. Deretan meja paling pojok, tepatnya sekumpulan anak laki-laki yang tengah bercanda ria. Ada Rayhan, Jeffry, Reyhan, dan Gian. Entah kenapa perasaannya tak karuan ketika melihat Maya tiba-tiba duduk ditengah-tengah antara Rayhan dan Reyhan.

"Ngeliatin apa sih, Lie?"

"Hah?" Cliera tersentak dan mengerjapkan matanya.

"Elo ngeliatin apaan?" ulang Abigail.

"Eh? Enggak kok!" elak Cliera.

"Gak usah bohong! Gue perhatiin kayanya tatapan lo mengarah ke... OMG! jangan bilang lo ngeliatin geng bolo-bolo itu?

Lo suka sama mereka? Lo suka sama siapa? Si Sasya siwak? Si sandal Jeprit? Si tukang molor? Si Reyhan? Nata De Coco-" pekik Abigail

"Nata doang! Gak pake Koko!"

"Lagian siapa yang bilang si Nata pake Koko sih? Kan gak jumatan!"

Keyla semakin geram karena crush nya dijelek-jelekkan.

"Jadi siapa, Lie?" tanya Abigail.

"Siapa apanya?"

"Cowok yang lo suka? Siapa?" Abigail menunjuk anak-anak Bargedoz dengan dagunya.

"Apaan sih, siapa juga yang suka sama mereka?!" jawab Cliera dengan cepat.

"Bagus! Gue saranin sih jangan suka sama mereka, apalagi yang lagi ngupil itu tuh!" tunjuk Abigail pada Rayhan. Terlihat Rayhan sedang makan sambil ngupil. Jorok banget astaga.

Abigail menghembus nafas gusar, "huft! Kapan ya gue dikelilingi orang waras? Pada gila semua!"

"Termasuk Kekey?" Keyla menunjuk dirinya sendiri.

Abigail tersenyum jahil, "lo yang ngomong ya, bukan gue!"

"Sialan!"

Terlalu larut dalam candaan sampai-sampai mereka berdua tak menyadari seseorang tengah berjalan menuju meja mereka dengan amarah yang bergejolak.

"HEH MURID BARU!" Cliera dan Abigail terlonjak kaget saat seseorang tiba-tiba menggebrak meja mereka. "GAK USAH SOK KECENTILAN DEH LO!"