Dea menatap rumahnya sendiri dengan panik.
Bagaimana dia bisa lupa kalau biasanya ibunya baru pulang jam lima sore di hari Selasa? Selasa adalah hari rutin dimana dia akan pergi arisan. Biasanya juga di hari Selasa, Dea selalu menunggu Klein sampai selesai latihan di lapangan. Lalu mereka akan pergi makan setelah itu baru pulang dan biasanya itu tepat jam lima sore. Sedangkan sekarang baru jam tiga sore, dia terlalu cepat pulang dan tidak punya kunci rumah sendiri.
Dia menoleh menatap Arga yang sudah melepas helmnya dan menatapnya bingung. "Kenapa?"
"Mama ga ada di rumah," gumam Dea pelan. "Biasanya dia baru pulang jam lima setiap Selasa. Arisan di rumah temennya."
Arga ikut mengecek jam di ponselnya. "Lo ga bawa kunci rumah?"
Dea menggeleng pelan. "Gimana nih? Biasanya gue nungguin Klein di lapangan terus kita pergi makan bareng anak-anak voli. Hari ini gue lupa."
Arga mengangguk pelan. "Naik lagi kalo gitu."
"Terus lo mau bawa gue kemana?" "Ke rumah."