Sialan memang. Padahal Cliera baru saja telat 3 menit, tapi pintu gerbang sudah digembok. Sebenarnya ini kali pertama Cliera terlambat ke sekolah, itu juga gara-gara Ulin-supirnya yang lupa isi bensin.
Harus bagaimana Cliera sekarang? Haruskah dirinya bolos saja? Dan beralasan pada papa dan mama nya kalau dia itu sebenarnya ini semua gara-gara Ulin? Tidak! Cliera memang tidak menyukai si Ulin, tapi bukan berarti Cliera menjadi orang jahat bukan? Kalau semisal Ulin dipecat bagaimana? Kan Cliera juga yang repot.
Mencoba menghubungi seseorang untuk dimintai pertolongan, Cliera sudah mencoba memanggil semua temannya tapi satupun dari mereka tidak ada yang bisa membantunya karena mungkin KBM sudah dimulai.
"Terus gue gimana dong? Masa nunggu sampe penjaganya dateng sih? Males banget!" gerutu Cliera.
Tak lama kemudian, Cliera melihat seorang siswa berseragam sama sepertinya berjalan berbelok arah. Sepertinya belakang sekolah, mungkin. Sebenarnya Cliera malas menjadi penguntit, tapi mau tak mau dia harus mau. Siapa tau dia perantara yang Tuhan anugrah kan pada Cliera yang akan menolongnya untuk masuk ke dalam sekolah.
"Alhamdulillah, untung gerbangnya belum di gembok! Gua bisa masuk lewat sini dong?"
Samar-samar, Cliera dapat mendengar suara laki-laki. Sepertinya, itu suara cowok yang tadi.
Sepertinya, orang itu nampak tengah berjaga-jaga. Dia membuka gerbangnya perlahan agar tidak ketahuan penjaga ataupun guru. Dia terus melihat-lihat sekitar yang ternyata tidak ada orang sama sekali.
"Yes,, aman deh kayanya."
Tersadar akan kesempatan emasnya,
Lie berjalan mendekati orang tersebut. Aksinya memang tidak diragukan lagi. Setelah berhasil membuka gerbang depan mudahnya juga dia kembali menutupnya.
Benar-benar titisan Bangsat. Eh.
Cliera melihat cowok itu sepertinya piawai dalam membobol gerbang sekolah. Cliera tau cowok itu siapa, cowok pakboi yang katanya punya gebetan se-nusantara.
Cliera berdehem kecil memanggil cowok itu.
Cowok jangkung dengan lesung pipi tersebut seketika menoleh saat mendengar Cliera memanggilnya. Sontak saja, dia membelalakkan matanya disertai senyuman yang merekah. Satu kata dipikirkan Cliera saat melihat cowok didepannya ini. Manis, tapi reptil!
"Astoge... Mimpi ditimpuk apa gue semalem, bisa ketemu sama bidadari?" cowok itu nampak tak berkedip saat melihat Cliera.
Dan secara tiba-tiba, dia menepuk jidatnya sendiri, "Lah, iya bego! Harusnya kata-kata yang tepat itu kan kaya gini! Ini gue lagi mimpi atau bukan sih? Kok gue ngeliat ada bidadari yak?"
Cowok tersebut mengulurkan tangannya untuk berkenalan.
"Hai, nama gue... Io pasti tau kan gue siapa?"
"Gak," jawab Cliera singkat, padat, dan jelas.
"Gak mungkin gak kenal maksud lo? Iya sih, siapa juga yang gak kenal siapa gue? Cowok paling ganteng dan mempesona seantero Trisakti dan bumi Pertiwi, iya kan?"
"Lo pasti Yasmin kan, yang WhatsApp gue semalem?"
"Yasmin siapa?"
"Jadi lo bukan Yasmin?"
Cliera mengernyit bingung lalu menggelengkan kepalanya.
"Terus nama lo siapa? Lo Angel sebelas IPA-5 yang ngasih gue Bunga pot? Atau Vivian sepuluh Bahasa-2 yang ngirim gue puisi? Oh, gue tau! Lo pasti Misya temennya Rani kan, yang kemaren ngasih gue coklat itu kan?"
"Apaan sih, gak jelas! Udah sok kenal, sok tau lagi!" ketus Cliera.
Senyum yang tadinya merekah kini perlahan memudar.
"Woy, malah bengong lagi lo! Gue mau lewat. Minggir!" bentak Cliera.
"Eh, iya yaampun. Sabar napa sih, galak banget jadi cewek. Nanti gak ada naksir lho, neng!"
"Nang neng nang neng, nama gue bukan neng! Udah sana minggir! Gue mau lewat!"
"Gak gratis. Harus bayar!"
Cliera berdecak, "lo jadi cowok ribetnya minta ampun yah? Tinggal geser doang apa susahnya sih? Ini gue udah telat!"
"Ya gue juga sama. Daripada marah-marah ga jelas, mendingan sekarang lo ikut gue!" cowok itu menarik lengan Cliera namun segera Cliera tepis kasar.
"Gak mau! Gue mau masuk kelas, bentar lagi pelajaran Bu Ajeng!"
"Kok bisa samaan gitu ya?"
"Apanya?"
"Gue juga masuk kelasnya Bu Ajeng. Eh, tunggu bentar! Kayanya gue pernah liat Io deh, ya gak sih?"
"Jangan ngaco! Gue gak kenal sama lo!" kilah Cliera.
"Iya bener! Gue pernah liat lo-di kelas gue! Lo cees nya Abimanyun kan?"
"Abimanyun siapa lagi sih? Gue gak kenal sama lo! Gue juga gak kenal sama si Abimanyun! Jadi lebih baik sekarang lo minggir sebelum gue teriak!"
"Teriak aja. Lo lupa kalo lo juga telat? Kalo misalnya gue ketauan, otomatis lo juga. Kita kan sama-sama nyusup gerbang belakang dan Io tau itu dilarang? Emangnya Io mau di hukum? Kalo gue sih gak masalah." cowok tersebut memamerkan smirk nya.
Cliera menghela nafas panjang, "oke, gue gak akan teriak. Tapi sekarang gue minta lo minggir! MINGGIR ATAU GUE TENDANG?!" bentak Cliera.
"Boleh-boleh aja sih, tapi minta tolong nya yang bener dong!"
Cliera menghela nafas jengah, "Gue minta tolong sama Io, bisa minggir bentar?" ujar Cliera dengan wajah datarnya.
"Yang bener dong! Sambil senyum. Yang lebar!"
"Lama-lama gue gampar juga ya mulut lo!" Cliera mendorong tubuh cowok itu hingga membuatnya tersungkur ke lantai, namun sialnya cowok itu malah menarik pinggang Cliera dan membuatnya ikut terjatuh tepat diatas dada bidang milik cowok itu.
Cliera terpaku saat menatap kedua netra hitamnya.
"Ternyata Io cantik juga ya..."
"Umm... a-apaan sih lo?!"
Saat Cliera akan beranjak berdiri, namun sekali lagi dia malah terpeleset dan, cup Cliera mencium kening cowok itu. Sial!
Cliera sesegera mungkin kembali ke posisinya.
"Lo tambah cantik kalo lagi blushing." cowok itu terkekeh kecil, "btw, bibir lo basah. Boleh nambah lagi gak? Di sini misalnya?" cowok itu menunjuk bibirnya.
Cliera terbelalak atas perkataan cowok itu "DASAR COWOK MESUM!" pekik Cliera, dia langsung berlari menuju kelasnya. Lebih tepatnya menghindari cowok sialan itu!
"Awas aja. Gue bakal bikin perhitungan sama lo, dasar cabul!"
Sementara cowok tadi malah tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Cliera
yang menurutnya menggemaskan.
"INGET GUE YAK! RAYHAN! RAYHAN GANTENG!"
"BODO!!"
"Cantik-cantik kok tolol sih?" Rayhan geleng-geleng kepala.
"Tapi serius cantik," ucap nya lagi.
***
Rayhan memperhatikan gadis yang tengah duduk di kursi kantin seberangnya. Sejauh ini dia masih belum tau siapa namanya.
"Nat! Lu tau gak cewek yang bareng si Abimanyun?"
Nata menoleh, "cewek yang mana?"
"Itu tuh! Yang lagi minum pop ice!"
"Ooh, yang lagi ngobrol sama si Abirisik?" Rayhan mengangguk.
"Au tuh! Eh, tapi kok kayanya gue pernah liat dia deh."
"Emang iya? Gue juga mikirnya gitu sih, pernah liat dia tapi lupa dimana."
"Coba tanya Jejep dah. Dia kan tau semua nama cewek disini."
"Hmm... iya juga ya?" Rayhan manggut-manggut lalu melempar cangkang kuaci pada Jeffry. "Woy Jep! Lo tau gak cewek yang bareng si Abimanyun?"
"Kaga. Kemarin sempet kenalan, tapi gue nya malah dicuekin!" jawab Jeffry acuh.
"Tapi setahu orang yah, cewek itu temenan sama Abi." ujar Gibran.
"Tau darimana lu?" tanya Rayhan.
"Liat aja tuh, mereka ngobrolnya akrab banget."
"KALO ITU SIH GUE JUGA TAU!" bentak Rayhan dan Jeffry.
"Salah lagi..." ujar Gibran dengan wajah lesunya.
Rayhan menghela nafas panjang. Dia belum pernah se-gelisah ini hanya karena penasaran dengan seorang gadis jutek itu.
"Lu napa sih, Ray? Naksir sama cewek itu? Samperin aja kali, ajak kenalan terus minta kontaknya. Biasanya juga lo langsung gece urusan cewek,"ujar Jeffry.
"Dia Cliera, XI IPA-3," ujar Reyhan yang tiba-tiba datang dengan Nata dan Kiko.
"Ooh, sebelas IPA-3? HAH? TADI LO BILANG APA?! SEBELAS IPA TIGA?"
Reyhan mengangguk sambil mencomot kuaci.
"Sekelas sama kita dong?" tanya Jeffry. Reyhan mengangguk.
"Lo serius?" tanya Nata.
Reyhan mengangguk lagi.
"Demi apa?"
Reyhan mendengus kesal, "makannya jangan kebanyakan madol! Jadi kaga tau kan?" ujar Reyhan. "Dia baru masuk seminggu yang lalu. Bukan murid baru sih, cuma pindahan dari kelas IPA-1. Sempet berhenti sekolah juga karena katanya dia lebih suka homeschooling, tapi karena dipaksa bokap nya Cliera balik lagi sekolah," papar Reyhan.
Semua temannya cengo. Sedetail itu? Reyhan memang selalu bisa diandalkan jika mengenai informasi. Dia selalu berhasil mencari tau apa saja. Semuanya dia tau, termasuk indentitas Cliera.
"Oh iya, Cliera anaknya yang punya yayasan." lanjut Reyhan.
"LO SERIUS?!"
"Dia juga deket banget sama Iyan!"
"DEMI APA?!"