"Davin, kemana kamu? Kenapa bolos?" tanya mama sembari menatapku dengan tajam.
"Udahlah, cuma bolos beberapa kali juga sampai dipanggil orang tua. Lebay banget!" kataku dengan ketus.
Kini wali kelasku yang berkata, "Davin, ini sudah kesekian kalinya kamu bolos. Sekarang saja kamu sudah membolos hampir sebulan penuh, bagaimana saya tidak bertindak? Hal ini sudah pernah terjadi setahun yang lalu dan sekarang kejadian lagi. Apa kamu tidak merasa kasihan dengan orang tuamu yang mencari uang dengan kerja keras mereka hanya untuk menyekolahkanmu? Sekolah tidak untuk main-main, Davin. Orang tuamu ingin kamu menjadi anak yang pintar. Kam-"
Enggan untuk mendengar nasihat panjangnya, aku pun menyela, "Iya iya tahu kok. Lagian di kelas bosen kali, gak ada yang menarik dan berisik!"
"Alasan kamu bolos hanya karena kamu bosan di kelas?" tanya kepala sekolah.