"RENAAAA…!" teriak May histeris sembari melihat ke bawah sana.
Ku lihat ia menatapku dengan tajam, "DASAR PEMBUNUH!" tuduh May tiba-tiba membuat aku terkejut. Aku menatapnya ketakutan. Aku tak melakukan apapun, mengapa ia menyebutku sebagai pembunuh? Padahal kan bukan aku yang mendorong Rena.
"Pembunuh lu, bisu! Lu udah ngebunuh temen gue, brengsek!" ucapnya sambil berjalan mendekatiku. Aku memundurkan tubuhku. Aku harus melakukan sesuatu, aku tidak ingin menjadi tersangka karena Rena mati. Jelas-jelas bukan aku yang membunuh gadis itu, ia terjatuh karena tersandung. Aku pun merogoh saku rokku dan mengeluarkan pensil yang ada di dalam sana. Aku mengancamnya dengan menodongkan pensilku itu.
"Hhh, sialan! Lu ngancem gue pake pensil, hah?" tanyanya. Semakin lama ia semakin mendekat. Aku pun menurunkan pensilku. Dan kembali menodongkan pensilku dengan sekaligus sambil menutup mata.