Lea sesekali menghela napas dan mengalihkan pandangan. Hal ini tak jauh beda dengan yang dilakukan Radi. Kepalang tanggung karena lebih dulu menghampiri, Radi pun belum menemukan alasan yang pas untuk menyingkir dari hadapan wanita pucat dan nampak berbeda dari sebelumnya. Jika beberapa waktu lalu tak ada ketukan di hatinya untuk menjenguk Lea, kali ini hatinya berkata lain. Ia merasa tak tega karena pada akhirnya harus melihat kondisi Lea yang sebenarnya. "Bagaimana kondisimu?" Kata inilah pilihan terakhirnya.
"Seperti yang kau lihat, aku bahkan tidak tahu kapan aku akan mati," jawab Lea sembari tersenyum tipis membuat Radi menatapnya lekat.
"Kenapa kau berkata begitu? Apa kau tidak ingin sembuh?" Radi merasa tak suka dengan ucapan wanita di hadapannya ini. Kenapa Lea begitu berbeda dari yang sebelumnya?
Lea kembali tersenyum mendengar pertanyaan Radi. "Apa menurutmu masih ada kesempatan?" tanyanya yang terdengar ambigu.