Sungguh, kejadian itu membuat jantung Lea berdegub dengan kencang. Sekuat tenaga ia berusaha untuk menahannya, tetapi nyatanya ia tidak mampu. Kemudian, Lea mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Berharap jika Ben menyudahi tatapan teduhnya itu.
"Oh iya, aku pergi dulu. Sekarang kamu istirahat dan jangan terlalu banyak berpikir," ujar Ben.
Lea hanya menjawab dengan anggukan kepala saja.
Setelah pria itu benar-benar pergi, tidak berapa lama kemudian Ninda datang. Kebetulan memang hari ini adalah hari libur. Jadi, Ninda bisa menjenguk Lea sesuka hatinya. Melihat kehadiran Ninda, membuat Lea sedikit menghela napas. Apalagi, sahabatnya itu seperti membawa sesuatu di kedua tangannya.
"Apa yang kamu bawa?" tanya Lea.
"Makanan. Oh iya, aku juga membawa makanan kesukaanmu." Ninda membuka semua makanan yang dibawa olehnya.
Firasat Lea benar, "Aku 'kan sedang sakit. Kenapa membawa makanan seperti itu? Apa tidak ada buah-buahan?"