Pada malam harinya. Lea dan Ninda sedang terbaring di atas tempat tidur. Mereka bermain ponsel masing-masing. Keheningan pun terjadi dalam waktu yang lama. Hingga akhirnya, Ninda memutar tubuhnya menghadap ke arah Lea. Menyadarinya, Lea hanya melihat saja tanpa memberikan ekspresi apa pun itu.
"Lea, aku mau tanya boleh?"
"Apa?" jawab Lea singkat.
"Apa yang akan kamu lakukan untuk hubunganmu dan Vino?"
Lea menjawab dengan gelengan kepala, "Aku masih belum tahu. Sampai sekarang, Vino masih belum menghubungi aku."
"Tega sekali dia. Beraninya menyakiti hati perempuan." Ninda ikut geram tatkala mendengar bahwa Vino tidak peduli pada sahabatnya.
"Sudahlah. Lagipula aku juga tidak berharap Vino akan mencari aku."
"Tapi dia itu suami kamu, Lea. Harusnya dia lebih membela kamu dibanding wanita itu."
"Dia mencintai Ajeng."
