Masih tidak percaya, ayahnya akan menginjakkan kaki dirumahnya—lantai 99, untuk pertama kalinya.
Randys Laksana, pria itu diam mematung, menatap dengan tatapan yang sangat dalam ke putri tunggalnya, Randys Ellersane. Bahkan, saking terkejutnya juga, bu Ellersane tak langsung menyuruh pria tua itu untuk segera masuk, dan tetap melakukan kontak mata dengan diselimuti rasa panik tidak karuan. Cukup lama ayah dan anak itu berdiam-diaman saling tatap di pintu utama lantai 99.
Menyaksikan seorang ayah dan anak yang tengah gemetar karena masih tak percaya satu sama lain itu, membuat Ellera harus menunggu sampai mereka bergerak, dengan menyenderkan kepalanya di tembok. Cukup lelah, dan semakin lelah, bahkan lehernya mulai keram. "Bukankah itu terlalu lama?" gumamnya resah.
"Kek, Ma," lirihnya merasa pegal pada bagian kaki juga.
