"Ellera, jawab!" seru Adinata.
Namun gadis itu tetap diam tak bisa berkata-kata. Mulutnya seakan-akan terkunci.
Dengan ekspresi yang masih panik, Adinata membaca pesan peringatan untuk Ellera itu berkali-kali. Adinata semakin syok, segitunya Profesor Eleranda ingin mencelakai putrinya sendiri.
"Kamu mau ngapain, Adinata? Tolong, jangan!"
Ellera langsung menegur Adinata saat Adinata mencoba untuk membalas pesan ancaman itu dengan menelepon balik Profesor Eleranda. Cowok itu tak akan tinggal diam, mengingat perlakuan Profesor Eleranda saat menganiaya Ellera kala itu bahkan masih membuatnya marah jika di ingat-ingat.
"Terus? Rencana kamu apa? Ell, papa kamu ngancam kamu!" pekiknya.
Adinata menghela nafas kasar. Cowok itu meletakkan ponsel Ellera kembali, kemudian mengepalkan kedua tangannya dengan diselimuti emosi meradang. Ekspresi berangnya membuat Ellera mendadak takut.