"Kak, liat deh. Gila bagus banget ngga, sih pemandangannya?" ujar Esme menunjuk ke belakang tenda mereka. Gadis itu bangun lebih awal bersamaan dengan Elsana.
Pagi ini, Elsana tidak yakin akan melanjutkan perjalanan. Dirinya begitu lemas. Entah karena apa, padahal sudah tidur cukup. "Bagus," ucapnya lemas.
"Kak, lo gapapa?" panik Esme. Wajah Elsana begitu pucat.
"Jangan bilang ke anak-anak, gue gapapa! Dan gue akan tetap nyetir," bisiknya.
Beberapa menit kemudian...
Elend dan Reiley juga bangun secara bersamaan. Di susul dengan Sellena yang terbangun karena di luar tenda sangat berisik.
"Selamat pagi," ujar Sellena mengucek matanya.
"Pagi," balas Elend.
"Langsung sarapan aja kali, ya? Laper gue." Reiley berdiri dan bergegas mengambil bahan-bahan di dalam mobil.
"Terserah! Eh ini kita ngga mandi? Di belakang ada air terjun tuh," ajak Elend.
Sellena geleng-geleng. "Ngga! Engga! Pasti dingin, kalian aja yang mandi. Gue mau cuci muka aja," menolak ajakan Elend.