Pria itu pergi dan meninggalkan kekasihnya, atau lebih tepatnya mantan (kekasihnya) di sana terisak sendirian. Tangisan nya terdengar sangat menyedihkan di telinga Lexi, perempuan itu berjongkok menangkup wajahnya yang penuh dengan air mata di atas lutut.
Lexi tidak tahan lagi, setelah melihat pria itu pergi sampai punggungnya menghilang. Lexi keluar dari persembunyiannya dan mendatangi perempuan yang sedang menangis tersebut. Mengeluarkan tisu dari dalam tasnya, Lexi berdiri di depan perempuan itu dan ikut berjongkok.
Walaupun perempuan itu menangis dan terdengar sangat sedih, tapi dia berusaha untuk menahan suaranya keras. Sehingga suaranya tidak akan terdengar kecuali ada seseorang di dekatnya.
Dan orang itu adalah Lexi.
"Pria bajingan seperti itu sama sekali tidak layak untuk di tangisi," ujar Lexi membuka suara untuk pertama kali. Karena sepertinya perempuan di depannya tidak menyadari keberadaan Lexi.