Pada jam, hari, dan bulan yang sama, layaknya beberapa tahun belakang. Rose duduk diam di perahu yang mengambang di tengah sungai, dengan balon lentera dalam kedua telapak tangannya yang berwarna pucat dengan kuku jari transparan. Dengan membawa sebuah harapan dan doa untuk setengah jiwanya yang sudah lama pergi. Meminta agar dia dapat hidup lebih baik dan bahagia.
"Rose." Panggil Irish yang menepuk pelan pundak Rose membuat gadis dengan rambut pirang panjang itu tersentak sebentar dari lamunannya.
Sedari tadi Irish mendayung perahu yang di naikinya bersama dengan Rose, dia juga ikut membawa satu lentera dalam tangannya seperti Rose. Menaruhkan sebuah harapan di sana, dengan menuliskannya pada lembaran kecil di bawah lentera. Orang-orang di sekeliling mereka telah menerbangkan balon lentera mereka dengan saling bergantian. Begitupula dengan Irish yang melepaskan balon lentera miliknya dan membiarkannya terbang perlahan naik ke langit yang tidak bertiang.