Azka menyambar bibir Fathia melumatnya dia bahagia karena Fathia mulai membuka hati untuknya.
Azka melepaskan pagutannya dan melirik jam yang ada di dinding kamarnya. "Baru jam sebelas, apakah masih bisa kita buat adik untuk Rafael?" ujar Azka dengan segera kembali menyambar bibirnya dan mengoyak isinya menjelajah setiap inci dari diri Fathia.
"Aku akan melakukannya dengan pelan Fathia." Demi apa ini adalah malam pertama bagi mereka setelah sekian lamanya Fathia tak memberi ruang kepada orang lain termasuk Zaydan orang yang telah membuatnya susah selama ini.
"Aku mencintaimu Fathia sampai kapanpun," bisik Azka membuat Fathia bahagia dan merasa jika dia dihargai Azka memperlakukannya dengan sangat lembut berbeda dengan Zaydan. Keduanya pun larut dalam pergulatan panas hingga pagi menjelang.