"Apa maksudmu?" tanya Naura pada Rifki yang masih terdiam di kursinya. "Anakmu meminta untuk pindah sekolah ke Harvard di Amerika sana nyusul adiknya Azka. Apakah itu tidak keterlaluan padahal sebentar lagi dia juga akan lulus dan diwisuda. Apakah dia tidak berpikir jika apa yang ia inginkan itu sangat merepotkan kedua orang tuanya," seru Rifki.
Rifki menatap Naura datar dan beralih kepada Zaydan yang masih menunduk menyembunyikan wajahnya. "Apakah itu benar Nak?" seru Naura kepada Zaydan dan sang pelaku hanya mengangguk lemah. "Kenapa kau melakukan hal ini?" tanya Naura. "Aku hanya ingin menyusul Azka itu saja Ummi?" sahut Zaydan asal.
Naura menautkan kedua alisnya tidak mengerti dengan pemikiran anaknya yang satu ini, kenapa dia bisa berpikir seperti anak-anak labil Naura tahu pasti dia masih curiga kepada sepupunya itu lantaran mengambil keputusan tanpa dia dilibatkan di dalamnya.
