Fathia sungguh malu jika mengingat kejadian di koridor kampusnya, demi apa dia harus melihat hal seperti itu. Apakah sudah hilang kewarasan yang ada pada hati mereka sungguh sulit dipercaya.
"Apa yang sedang dipikirkan Fathia?" tegur Azka yang melihatnya melamun. "Tidak ada hanya sedikit pusing saja."
Fathia tidak menggubris lagi perkataan Azka dirinya hanyut dalam lamunannya sendiri.
"Aku antar ke butik ya?" ucap Azka. "Tidak perlu karena aku bawa motor nanti siapa yang bawa di merah ke panti?" ujar Fathia membuat Azka tergelak mendengarnya. "Kau bisa saja," ujar Azka. "Tapi benar kan?" mereka pun tertawa bersama.
Hal tersebut tak luput dari pantauan Zaydan yang sejak tadi memperhatikan keduanya. Allea yang ada di dekatnya pun ikut mengalihkan pandangannya ke arah Azka dan juga Fathia.