"Rey bagaimana keadaan Papa?" tanya Rifki yang datang ke rumah sakit dengan nafas tersengal-sengal karena berlarian menuju kamar rawat Pak Hadi. "Alhamdulillah, Papa baik-baik saja hanya perlu beristirahat saja." Rifki mengusap wajahnya, "Syukurlah, kenapa beliau bisa seperti itu? Apa ada sesuatu yang membuatnya terkejut atau mungkin membuatnya tak bahagia?" Giliran Rey yang mengusap wajah tampannya. "Aku juga kurang tahu pasti, aku baru akan menanyakannya pada sekretaris Tyan karena dialah yang menelpon Papa terakhir."
"Tyan laki-laki yang suka sering mendampingi beliau itu?" tanya Rifki memastikan. "Iya dia yang tadi terakhir kali menelpon Papa," ucap Rey. "Baiklah, aku akan mencari tahu nantinya." Rey menggeleng, "Tidak perlu biar aku saja yang melakukannya, aku tahu apa yang sebenarnya terjadi di perusahaan milik Papa jadi biarkan aku yang bekerja anggaplah itu sebagai bentuk terima kasihku pada Papa."
"Hallo Assalamualaikum Mas bagaimana keadaan Papa?"