"Sedang apa kau di sana Mas?" tanya Naura melihat suaminya panik berteriak-teriak mencari keberadaan dirinya. "Eh, sayang aku pikir kau kemana?" ujar Rifki lega karena istrinya dalam keadaan baik-baik saja. "Kamu darimana saja?" Rifki langsung memeluk tubuh Naura. "Dari dapur, aku merasa haus dan langsung ke sana setelah mandi, apa kita jadi makan malam di luar?"
Rifki melepas pelukannya, "Tidak, kita makan malam di halaman belakang semua sudah menunggu di sana ayo kita turun." Naura mengerucutkan bibirnya. "Ada apa?"
"Baru saja naik ke atas sudah langsung ke bawah, bagaimana tidak kesal?" Naura semakin cemberut. "Baiklah rupanya istriku sedang manja, aku akan menggendongnya," seru Rifki menggendong Naura ke bawah.
"Apa aku terlalu berat?" ujar Naura mengalungkan tangannya di leher Rifki. "Lumayan, tapi justru kau terlihat semakin sexy jika hamil," ucap Rifki. "Benarkah kau jangan membuatku malu ya," Naura tersipu dan menyembunyikan wajahnya di leher Rifki.
