Naura kembali melangkahkan kakinya setelah mendengar perkataan Bu Marni. Apakah dunia sekejam itu padanya?
Mungkin memang dia harus ikhlas meski kenyataannya terasa berat untuk dia jalani apalagi berbagi seseorang yang kita cintai dengan orang yang tak lain adalah saudara kita sendiri. Mampukah dia bertahan meskipun sebenarnya dia sendiri ragu jika dia mengiyakan kata hatinya sendiri, karena inti dari masalahnya adalah tentang cinta saudaranya yang bertepuk sebelah tangan. Apakah Naura akan legowo dengan kenyataan ini?
Langkahnya terhenti ketika melihat Kakek tua yang sedang duduk menyandar pada pohon besar tangan keriputnya tak menghalanginya untuk tetap bekerja meskipun sebenarnya dia tidak perlu bersusah lagi ketika anak-anaknya memperhatikan orangtuanya. Naura mengambil beberapa lembar uang dari dalam tasnya dan memberikannya pada bapak tua tersebut. Anggaplah dia sedang berbaik hati kepada semua orang yang dia temui.