Naura sedang di rumah lamanya bersama Fitri, dia sendirian di ruang tengah rumah yang dulu dia tinggali tampak sepi jika Naura tak ada di sana. "Kau kenapa melamun di sana Naura?" tegur Fitri. "Eh Mama tak ada Ma, Naura sedang mengenang masa kecil saja. Apa Mama sudah selesai masaknya, bisa Naura makan sekarang?" tanya Naura yang sudah tak sabar untuk memakan masakan Mamanya tercinta. "Makanlah Mama sudah selesai kok, nanti kau bawa juga yang ada di box untuk makan malam Rifki jika dia ke sini dan belum sempat makan," seru Fitri. "Baiklah Ma, nanti aku akan membawanya," ucap Naura. "Kau tak perlu repot hanya tinggal memanaskan saja di microwave sebentar."
"Ma," ucap Naura seketika membuat Fitri terdiam mendengarkan kelanjutan perkataan Naura yang sempat terhenti.
"Apa Mama tak keberatan, jika perusahaan yang ada di sana diambil alih oleh Mas Rifki untuk sementara waktu?" tanya Naura meminta pendapat Mamanya karena bagaimanapun perusahaan tersebut adalah warisan dari Papanya.