"Hasan tolong kau pesankan tiket untuk istriku, dia akan malam ini juga." Hasan mengiyakan saja keinginan bosnya yang adalah sahabatnya sendiri.
"Hanya Naura saja?" tanya Hasan dia ingin memastikannya.
"Dua orang Hasan, anakku juga ingin ikut bersamanya entahlah aku bingung sendiri anak sekecil dia harus bolak-balik mengikuti orang dewasa kemanapun dia pergi. Sebenarnya aku lebih suka istriku berdiam diri di rumah saja, tapi perusahaan peninggalan milik Papanya Naura juga sedang membutuhkan pikirannya. Aku tak bisa melarangnya untuk tidak membantu Kakaknya yang memang membutuhkan bantuan darinya, tapi bukan hanya itu juga yang membuatku merasa berat," ucap Rifki menghempaskan nafasnya berat.
Hasan yang mendengarkannya pun ikut pemasaran dengan perkataan Rifki. "Lantas apa itu?" tanya Hasan.
