"Bagaimana keadaannya Dok?" tanya Wijaya pada Regan sahabatnya di sini.
"Dia tak apa-apa hanya kelelahan saja, ayolah Wijaya sejak kapan kau begitu menghawatirkan orang lain seperti ini. Mencurigakan sekali!" Regan berdecak kesal pada Wijaya yang tidak seperti biasanya menghawatirkan orang lain.
"Hai kau bicara apa, dia itu keponakanku dan baru saja datang dari Indonesia bagaimana mungkin aku tak menghawatirkan dirinya. Dia baru pertama kalinya melakukan perjalanan jauh," sambar Wijaya.
"Ini resepnya kau carilah di apotik sana!" Regan mengulurkan secarik kertas resep obat untuk Wijaya.
"Oke aku permisi dulu, sampai jumpa!" Regan pamit pada Wijaya.
Semua yang ada di ruangan tengah menghawatirkan Naura, apalagi Kevin yang masih menyimpan rasa untuknya. "Dia tak apa-apa kan Om?" tanya Kevin pada Wijaya. Mendengar Kevin bertanya seperti itu dia menautkan kedua alisnya, "Kau menghawatirkan dirinya? Bagaimana jika kakakmu tahu kalau kau dan dia bersamanya saat ini?" sela Wijaya.
