"Bangun Mas sudah pagi," ucap Naura menggerakkan tubuh Rifki perlahan.
"Eugh, sudah pagi kah? Perasaan baru tadi tidur sekarang sudah pagi," gumam Rifki dengan mata masih terpejam.
"Bangunlah dan segera mandi apa kau tak mau kerja hari ini, Zahra sudah bolak-balik mengetuk pintu apa kau tak malu."
"Apa? Zahra mengetuk pintu?" Rifki mengernyitkan dahinya.
"Eem, bangunlah akan ku siapkan sarapan." Naura beranjak turun namun belum sempat menapakkan kakinya ke bawah pinggangnya ditarik oleh Rifki alhasil Naura terjatuh di atas tubuh Rifki.
"Mas," ucap Naura menatap Rifki yang masih saja menatapnya dengan intens.
"Kenapa? Apa masih malu?" Rifki kembali menggoda Naura.
"Jangan begitu Mas, aku perempuan wajarlah kalau malu, tapi kan---"
Rifki segera melepaskan pelukannya dan berlari ke kamar mandi, rasa mual yang dirasakan Rifki kembali datang mengaduk-aduk isi perutnya. Naura menyusulnya ke kamar mandi dilihatnya Rifki sedang terduduk di closed memijat pelipisnya sendiri.