Semua orang menoleh ke arah Almira. Mereka tentu kaget dnegan ala yang dikatakan oleh wanita itu tentang dia yang pipis. Begitu dilihat, ternyata memang dikedua kaki Almira mengalir cairan.
"Kak Daffa Almira mau lahiran. Dia bukan pipis. Itu air ketuban yang sudah pecah!" teriak Livia memberitahukan kondisi Almira yang sebenarnya.
"Hah? Alkkfa mau lahiran? Tapi …."
"Daff, perut aku sakit banget, Daf," ringis Almira sembari memegang perutnya.
"Cepat, Kak! Nanti anak kamu keburu brojol!" teriak Livia lagi.
"Ah, iya. Sebentar!"
Daffa segera menggendong istrinya menuju ruangan bersalin. Meskipun masih dalam keadaan bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, tadi Daffa mencoba untuk tetap bersikap tenang dan fokus agar istrinya tidak terjatuh.
"Dokter! Suster! Tolong istri saya mau lahiran katanya!" teriak Daffa menggema memenuhi kerodor rumah sakit.
"Bukan katanya Kak, tapi Almira beneran mau lahiran!" kesal Livia yang mengekor bersama Tuan Eldaz di belakang Daffa.