Suara pintu yang dibuka secara kasar membuat semua orang yang ada di dalam toilet itu langsung menoleh. Mata mereka tampak melebar begitu melihat Daffa dan juga Hans ada di sana.
"Tu-an Daffa …." lirih Nisa tergagap.
Sedangkan Anggia dan Rahma tampak sudah pucat pasi melihat raut wajah Daffa yang tampak memerah dengan sorot mata yang begitu tajam.
"Apa yang ingin kalian lakukan pada istriku, Hah?" bentak Daffa menggelegar membuat ketiga wanita itu berjengkit kaget.
"Tu-tuan. Kami tidak melakukan apa-apa. Kamu hanya sedang menyapa Nona Almira saja," kilah Rahma dengan suara bergetar penuh ketakutan.
"Menyapa katamu? Bagian mana dari kelakuan kalian yang bisa disebut sebagai menyapa isttiku, hah? Kalian sudah terang-terangan ingin mencelakai Almira tapi hebatnya kalian malah masih mencoba membela diri. Apa kalian tidak mempunyai rasa malu sedikitpun juga? Atau urat kemaluan kalian sudah putus, hah!" bentak Daffa semakin kesal saja.