Naima tampak tertegun mendengar perkataan Almira yang begitu tegas. Kalau Naima tetap ngotot, maka dia akan kembali dengan tangan kosong. Jalan satu-satunya saat ini adalah dia yang harus mengalah pada wanita hamil di depannya.
"Ini, Nona. Silahkan!" Naima menyodorkan map itu ke hadapan Almira.
Dengan sigap Almira mengambilnya dan membaca dengan teliti setiap poin yang tertulis di map itu.
Sesekali tampak kerutan di kening Almira, seolah dia menemukan hal yang lumayan membuatnya kurang sreg.
"Naima, kamu …." Almira tertegun melihat Naima yang tampak menatap Daffa tanpa berkedip. Seolah, wanita itu sedang mencicipi ketampanan suaminya lewat tatapan itu.
Darah Almira langsung mendidih. Gejolak kemarahan dalam diri wanita itu langsung meluap siap tumpah pada sosok mangsa menyebalkan di depannya.
Brak!