Sampai di ruangan UGD, tuan Eldaz tampak mematung. Kakinya terasa berat untuk melangkah melihat orang yang dia khawatirkan berpakaian saat lalu teebfah menunduk di kursi.
Entah apa yang sebenarnya terjadi hingga Rian ada di hadapannya. Apa saat ini Tuan Eldaz sesabg berkhayal hingga bisa melihat sosok Rian?
"Rian," lirih Tuan Eldaz debgan suara tercekat.
Rian yang awalnya terus menunduk, perlahan mendongak menatap Tuan Eldaz. Mata Rian tampak sembab dengan buliran kristal yang masih tampak membasahi pipinya.
"Daddy …."
Rian bangkit lalu menubruk tubuh Tuan Eldaz. Dia menumpahkan tangisnya di balik pelukan sang ayah dengan begitu pilu.
Tuan Eldaz yang masih syok, hanya bisa terdiam membisu. Tidak membalas atau pun menolak pelukan yang diberikan Rian padanya.
"Mommy, Dad. Mommy tertabrak mobil. Ini salah aku, Dad. Aku yang terlalu keras pada mommy. Aku sudah membuat Mommy kecelakaan, Dad. Aku anak yang jahat," racau Rian di sela-sela isakannya