Belum juga matahari muncul menampakan sinarnya, seorang gadis cantik sudah sibuk berperang di depan wastafel. Dia memuntahkan semua makanan yang semalam mengisi perutnya. Entah kenapa, tapi wanita itu tampak benar-benar kepayahan.
Dibelakangnya, sang suami dengan setia menemani dan membantu dengan memijat tengkuknya, berharap dengan seperti itu bisa sedikit meringankan rasa mual yang mendera. Dengan sabar dia terus menemani istrinya, hingga tak ada lagi yang wanita itu keluarkan dari dalam perutnya.
"Kamu sudah selesai muntahnya, Al?" tanya Daffa dengan raut wajah yang begitu khawatir.
"Sudah, Daf. Sepertinya semua isi perutku sudah keluar semua," sahut Almira dengan suara yang begitu lemas.
"Ya sudah, ayo kita kembali ke kamar. Ini masih sangat pagi, Al. Biar aku buatkan kamu jahe hangat sekarang, baru besok pagi kita akan menemui bidan terdekat untuk memeriksa keadaanmu. Maaf ya, di sini jarang sekali dokter. Maklum, villa ini benar-benar masuk pelosok," sesal daffa.