Sepanjang perjalanan pulang, di dalam mobil itu hanya terdengar suara Rian yang terus menceramahi istrinya.
"Sudahlah, Rian, kamu diam saja! Aku pusing sedari tadi terus mendengarkan kamu marah-marah seperti ini. Apa bibirmu itu tidak pegal, Rian?" ketus Anjani penuh kekesalan.
"Harusnya kamu sadar kenapa aku sampai seperti ini, Anjani. Semua ini karena kamu yang keterlaluan! Bagaimana kamu bisa memiliki kekasih sementara kamu sudah menikah, Anjani! Harusnya kamu memutuskan semua hubunganmu itu dengan lelaki manapun setelah kita remsinmenikah. Bukannya kamu juga tahu kalau kamu itu istriku yang sah. Baik secara agama atau pun negara," cerocos Rian tanpa jeda.
"Aku tahu, Rian. Bahkan aku sudah sangat hapal dengan semua yang kamu katakan itu. Harusnya kamu tidak usah mengulang-ulang semuanya karena itu hanya akan membuat kepalaku sakit saja," ketus Anjani benar-benat geram karena suaminya terus mengulang-ulang perkataan yang sama.