Jika kini Almira sedang bermanja-manja dengan ibunya, berbeda dengan para elaki yang sangat kental dengan aura persaingan antara satu sama lain.
Apalagi semenjak Tuan Chandra mendapatkan email dadakan yang harus dikerjakan saat ini juga, membuat di sana hanya tinggal tersisa Daffa dan David saja.
"Apa kamu mencintai Almira, David?" tanya Daffa dengan tangan yang memainkan pionnya mengincar pasukan David.
David menoleh dengan seringai yang menghiasi wajahnya.
"Apa itu penting bagimu, Daffa? Lebih baik kamu pikirkan saja nasibmu kedepannya akan seperti apa. Karena kalau kamu salah melangkah sedikit saja, Almira akan langsung lepas darimu. Aku tahu bagaimana watak sahabatku, dia tidak akan mentolelir kesalahan sekecil apa pun meskipun kamu melakukannya karena terdesak. Jangan salah, Almira itu bagaikan air yang tenang. Kamu tidak tahu hal apa yang akan kamu hadapi jika berani mempermainkannya," ucap David tersirat peringatan di dalamnya.