Daffa langsung membeku mendengar perkataan ibunya. Sudut hatinya bagaikan teriris benda tajam yang tak kasat mata. Perih, bahkan sangat-sangat perih rasanya.
Apa selama ini yang dilakukan Daffa tak sedikitpun ada artinya untuk ibunya itu? Apa salah jika Daffa kali ini bersuara hanya untuk mempertahankan pernikahannya?
"Dengar, Daffa. Mommy sudah menghubungi Anjani dan menanyakan tentang semuanya. Dia setuju untuk tidak membongkar apa pun ke publik asal kamu mau menikahinya dalam waktu dekat. Tuan Haris juga setuju dengan pernikahan anaknya dengan kamu, meskipun Anjani hanya dijadikan istri kedua saja. Besok adalah hari pertunangan mu dan Mommy ingin kamu datang. Soal cincin, kamu tenang saja karena Mommy dan Rian yang akan menyiapkannya!" cerocos Nyonya Diana tanpa peduli pada luka yang dia torehkan di hati anaknya.