"Teruslah mengelak, Diana! Teruslah membuat dirimu seakan adalah korban padahal kamu adalah penjahat sebenarnya! Tidak bisakah kamu sedikit saja memiliki kebaikan di dalam hatimu, Diana! Kenapa hanya obsesi untuk mendapatkan kemauan kamu saja yang dipelihara, hah? Apa tidak ada setitik saja rasa bersalah di hatimu saat melakukan kejahatan itu? Apa tidak cukup hanya aku saja yang jadi korban obsesimu itu, Diana? Kenapa Daffa juga harus kamu peralat untuk menutupi kesalahan anakmu? Kenapa kamu menjadikan anak yang tidak berdaya karena baktinya padamu, untuk menekannya? Kenapa, Diana?" geram Tuan Eldaz dengan dada naik turun penuh emosi.
Nyonya Diana hanya diam dengan wajah yang menunduk. Wanita itu masih memegang pipinya yang baru saja mendapatkan cap untuk kedua kalinya dari Tuan Eldaz.