"Di panti asuhan tempat papa tinggal dulu, ada salah satu pengurus panti yang melakukan tindak pidana perdagangan anak dan penjualan organ dalam, Nak."
Saat mengatakan ini, suara Tuan Yudha terdengar bergetar. Entah karena ketakutan atau karena menahan tangis.
"Ma-maksud papa tindak pidana mengeksploitasi anak begitu, begitu?!"
Siji hampir berteriak saat mengucapkan kalimat ini. Ia bahkan bangkit berdiri kembali saat ini. Setelah beberapa saat menenangkan diri, Siji lembali duduk bersila di lantai. Ia melipat tangannya di pangkuan Tuan Yudha. Seperti posisi anak sekolah yang mendengarkan pelajaran dari gurunya.
"Perdagangan anak atau Trafficking sudah menjadi hal biasa bagi kami, Nak." Tuan Yudha menyeka air matanya, kasar. "Papa tidak tahu rincinya, tapi sepertinya oknum itu juga bekerja sama dengan pemilik panti. Sehingga kejahatan itu tertutup rapat," sambung Tuan Yudha.