Tuan Yudha menggosok-gosokkan badan kucing itu ke pipinya. "Hmm, lembut sekali," gumam Yudha
"Lepaskan diriku, Tirta!" Sebuah suara terdengar.
Tuan Yudha terlonjak dan sontak melemparkan begitu sata kucing yang sebelumnya ia gendong.
"Kau benar-benar tidak punya sopan satun, Panglima Tirta!" Lagi-lagi suara terdengar.
"Siapa di sana? Apa ada orang? Bang Siji! Babang Yu! Dede Rei! Mama! Apa itu kalian? Apa kita berada di tempat yang sama seperti biasanya? teriak Tuan Yudha.
Tuan Yudha mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru, mencari sumber suara misterius tadi. Namun, tak ada siapa pun di tempat berkabut ini. Tuan Yudha hanya bersama seekor kucing berbulu putih itu. Tuan Yudha menggeleng cepat saat pikirannya mengatakan bahwa mungkin saja kucing itu yang berbicara. Lalu, ingatan Tuan Yudha langsung terpatri kepada sosok Sang Dewi, yang memiliki nama lain Sekar Ayu.
Sudah belasan tahun. Tapi, apakah mungkin itu Dinda Sekar Ayu-nya? batin Tuan Yudha.
***