Ketika Siji sadar, Siji segera mencoba untuk melindungi kepalanya. Tidak masalah jika tulangnya patah, asal Siji dapat melindungi kepalanya saat ini maka tidak akan terjadi masalah yang buruk ke depannya.
Namum, Siji ternyata tidak punya waktu untuk bereaksi sama sekali, sebelum tubuhnya kembali menabrak sesuatu dengan suara yang sangat keras. Tubuh Siji tidak sefleksibel tali yang menariknya tadi, jadi Siji hanya bisa terpaku di sana oleh arus.
Dengan satu sentuhan, Siji menemukan bahwa itu adalah pagar besi. Siji berbalik dengan seluruh kekuatannha dan menyentuh pagar, hanya untuk menemukan bahwa tidak ada celah di pagar itu.
Siji bertanya pada diri sendiri, apakah ini tujuannya? Siji melihat ke atas, tetapi tidak ada terowongan akses. Hanya ada dinding batu yang kokoh, dan ini tampak seperti jalan buntu.