"Apa kau merasa kedinginan?" Suara berat tiba-tiba menyapa indera pendengaran Zaenab.
Zaenab mendongak. Ada seorang pria yang baru saja memayunginya. Pandangan Zaenab sedikit mengabur karena air hujan. Ia mengucek mata untuk membersihkannya. Dan ia terlonjak saat mengetahui sosok pria yang kini berada di hadapannya. "Reiji??" pekiknya tak percaya.
"Lha bukan," sosok tadi menggeleng cepat, "gua Siji kali. Masa' masih belom bisa bedain sih? Kan kita temenan sejak esde."
"Ah, Siji. Kukira Reiji tadi yang nyusulin," ucap Zaenab. Ada sedikit rasa kecewa saat ini. Padahal ia ngarep banget Reiji nyusulin dia dan minta maaf.
Zaenab menghela napas berat. Ia mencoba tenang. Tapi kalau dipikir-pikir apa salahnya jika itu bukan Reiji? Toh, Siji pun boleh juga. Mereka sama-sama ganteng. Sama-sama putera Om Yudha Pradhika yang populer itu. Ah, kalau dipikir-pikir tak ada rotan, akar pun jadi.