"Aku sadar mungkin sikapmu seperti ini karena ingin lari dari tugas besar itu. Tapi percayalah, tugas itu sangat mulia meski kau harus mempertaruhkan nyawamu untuk merebut kembali buku mantra dan mustika sakti milik klan kita." Sosok pria tampan berambut putih keperakan itu kembali menarik lengan Siji untuk mengikutinya. Ia tak peduli dengan raut kebingungan yang Siji tampilkan.
Siji terpaksa mengikuti langkah pria berbadan tinggi tegap itu. Pemikiran-pemikiran aneh bermunculan di otaknya. Apa mungkin ia diculik lagi? Atau ini masih dalam prank yang dilakukan papanua? Atau mungkin, dia malah sedang syuting sinema kolosal atau anime live action? Ia butuh waktu untuk memahani situasi dan alur ini.
Siji dibawa ke suatu ruangan minimalis. Di sudut ruangan, ada tabung bak mandi yang terbuat dari kayu. Asap mengepul tipis dari air yang berada di dalam bak. Terdapat berbagai jenis bunga di sekeliling bak mandi.
