Mungkin benar jika dahulu ada yang mengumpamakan Yuji dan Siji itu layaknya koin. Mereka adalah dua mata koin di tiap-tiap sisi. Sejak awal selalu terkait dan saling melukai satu sama lain tanpa sadar. Saat satu sisi terlihat, sisi yang lain harus menutup. Saat satu berada di atas, yang lain hanya harus menunggu di bawah.
Meski begitu, mereka adalah satu. Satu yang saling terikat dan saling bergantung. Mungkin ada kalanya saat Siji lebih unggul dari Yuji. Mungkin juga selama ini Yuji merasa begitu tersiksa terjebak dalam situasi seperti itu. Situasi selalu menjadi nomor dua. Namun, Yuji menyadari mungkin itu adalah cara Tuhan membuatnya menjadi spesial.
Dan Yuji yakin, suatu saat nanti ia akan menjadi yang nomor satu, walau itu hanya bagi segelintir orang.