"Lagipula, Paman tak ada mirip-miripnya dengan Papa. Mana mungkin kalian saudara," sela Siji.
"Kami memang kembar non identik, Bocah!" Lelaki tadi menatap Siji yang seolah sama sekali tak terpengaruh oleh ceritanya. "Baiklah, kalau kau masih tak percaya. Aku ini pamanmu, aku langsung bisa mengenalimu saat kita berada dalam satu bus beberapa hari lalu. Sekarang berikan aku nomor Yudha!" perintah lelaki tadi.
"Hey, Bang?!"
"ABANG SIJI?" Sebuah suara membuyarkan lamunan Siji. Ia tersentak dan melihat sekeliling.
"Turunlah! Ini sudah sampai asrama. Apa kau ingin papa gendhong ke dalam, heum?" tawar Tuan Yudha disertai senyum manisnya.
Siji membalas senyuman papanya. Ia beranjak keluar mobil. "Aku bisa berjalan sendiri, Pa! Memangnya aku anak kecil, heh?"
"Oh, sudah dewasa ya sekarang? Tapi orang dewasa kok bisa diculik dengan mudah, ya?" Tuan Yudha menampilkan senyum mengejeknya ke arah Siji.