Siji melihat berkeliling. Ia mencari remaja yang berpapasan dengannya tadi. Namun, tiba-tiba ada yang menarik lengan Siji dan mengajaknya berlari. Siji tertegun sejenak, sebelum akhirnya ia terpaksa mengikuti tarikan tangan sosok tadi.
Cukup jauh mereka berlari, dan kini mereka telah sampai di dekat tembok besar. Siji tak berucap apapun sejak tadi. Ia rasa remaja yang menariknya pasti tak mengerti apa yang ia ucapakan.
"Hosh, hosh ... aku tahu kau berasal dari Indonesia, kan?" ucap sosok yang menarik tangan Siji tadi. Ia merunduk sembari mengatur napasnya yang masih ngos-ngosan.
"Eh? Kok kamu tau?" tanya Siji. Ia mengamati remaja di hadapannya itu dari ujung kaki hingga ujung rambut. Remaja itu berkulit putih, bermata sayu, rambutnya cokelat tua.