"Buwahahahaha," tawa Yuji dan Reiji menggelegar. Mereka melongok ke dalam lubang. Ada Siji di sana yang masih berusaha naik ke permukaan.
"Bantuin gua keluar, woy! Malah diketawain lagi. Kalian kok jahat sih!" Siji berucap sok melankolis agar kedua saudaranya kasihan. Namun, Yuji dan Reiji malah menertawakan kesialan Siji yang berlangsung dari bab satu hingga saat ini. Namun, di hati Siji merasa lega kedua saudaranya terlihat akrab kembali. Tak apa dia selalu dibully, asalnya duo maut tetap bersatu, ia rela.
Setelah puas menertawakan nasib Siji, Reiji mengulurkan tali tambang yang ia dapat dari gudang sekolah. "Kamu ikat ini ke tubuhmu, ntar kita mariknya dari atas, Ji! Oh iya, hati-hati kena lukamu yang waktu itu!" perintah Reiji.
Siji mengikat tali tambang tadi di bagian perut yang tidak ada luka sayatan dari bayi monster, dan menyuruh kedua saudaranya untuk menarik dari atas.
"Cepetan, woy! Gue pengen pup ini! Rasanya udah diujung tahu! Pengen cepirit!"