"Juna, kenapa kamu nggak ikut bantuin juga, coba?"
"Nggak bisa, Yudh. Bukankah alatnya hanya satu?" ucap Arjuna sembari melirik linggis kecil yang masih berada di tangan Yudha.
Yudha segera menyerahkan linggis itu ke tangan kiri kawannya yang tidak sakit.
"Kalau begitu, ini untukmu saja, Juna! Capek aku!"" tukas Yudha. Selain karena ia lelah, Yudha juga takut apa yang berada di balik dinding itu. Bisa-bisa dinding itu mengeluarkan darah atau lebih parahnya mengeluarkan gas beracun. Lebih parahnya lagi, bisa saja di balik dinding itu akan ada monster berbulu hitam yang lain. Yudha akan lebih waspada.
"Puih!! Kau memang tidak pernah bisa diandalkan, Yudh!!"
Meski menggerutu, tapi Arjuna tetap mengambil alih pekerjaan berat itu. Arjuna mulai menggempur dinding menggunakan tangan kiri, tempat di mana Yudha menggempur sebelumnya. Arjuna melirik tajam ke arah Yudha. Sudah sejak tadi Yudha menggempur dan Yudha tadu hanya mampu membuat lubang sedalam satu senti meter.
"Kheh! Payah!!"
