Arjuna meraih kembali ponsel itu, memperhatikan tanggal yang tertera. "Ini ponsel tanpa sim card. Jadi, tidak mungkin ini pesan dari nomor lain, lalu di simpan. Yang jelas, pesan ini berasal dari ponsel ini sendiri," ungkap Arjuna.
"Aku juga tahu kalau itu, Juna. Masalahnya, siapa yang mengetik pesan itu, aku tak tahu. Ini benar-benar aneh," gumam Yudha.
"Hanya ada satu cara. Kita harus menginterogasi kucingmu itu," ucap Arjuna, santai.
Yudha menatap malas ke arah Arjuna.
"Juna, kamu sungguhan terobsesi jadi detektif, heh? Bagaiman bisa seekor kucing dapat dimintai keterangan, hah? Kurasa otakmu semakin lama semakin menyusut, Juna. Pantas saja hampir seluruh mata pelajaran kamu terkena remedial," desis Yudha, si murid teladan itu.
Arjuna yang tak terima mendengar itu, langsung menoyor kepala Yudha dengan kejamnya. "Brengs*k! Otakku ini lebih berharga dari nyawamu, Sialan!" bentak Arjuna, kesal.