Suara gemuruh air begitu nyaring, mereka melihat aliran sungai yang melaju begitu deras. Tidak mereka sangka kalau hujan tadi akan menghasilkan air sebanyak itu, mereka menjadi ngeri saat membayangkan bagaimana tubuh jatuh ke dalam aliran sungai.
Namun, mereka sekarang ini harus mendaki tebing batu yang cukup terjal, mereka sedikit saja terpeleset sudah dipastikan akan ditelan oleh aliran sungai.
Presentasi untuk hidup sangat tipi, kurang dari 12%.
"Semuanya tetap tenang, kita pasti akan bisa melewati jalanan ini!" ucap Toniro di bagian paling depan.
Tanah yang mereka pijak terasa cukup licin, mereka harus ekstra berhati-hati dalam hal ini. Kayana dan Emiko tidak memerlukan ucapan tersebut, mereka lebih khawatir terhadap Toniro sendiri yang terkesan lebih ceroboh.
Mata Toniro terus tertuju ke bawah, tidak mau dirinya ada kerikil atau objek yang mengakibatkan sebuah kesalahan fatal.
"UH!"