Tidak ada yang bisa dilakukan, hanya rasa penyesalan yang terus terjadi. Gadis itu tidak bisa pergi dari Daisy yang terbaring, semua berkat Arzlan.
Arzlan menyalurkan energi dalam tubuhnya untuk menutup kembali luka di tubuh Daisy dan memperbaiki sel yang telah rusak.
Gadis itu tidak mampu berkata apa-apa, dia merasa bersalah telah menuruti amarah yang ada di dalam tubuhnya.
"Maafkan aku!"
Arzlan mengangkat pandangan matanya. "Apa yang kau bicarakan!"
"Aku minta maaf telah melukai wanita ini, aku sangat menyesal telah melakukannya!"
"Semuanya tidak akan ada yang tahu, kita di dunia ini hanya bisa melakukan apa yang terbaik! Tapi, kau harus ingat apa yang kau lihat hari ini bukan berarti hal tersebut juga terjadi di tempat lain!"
Dia merasa tersindir, tapi yang dikatakan Arzlan adalah ucapan tegas yang mengguncang hatinya. Selama ini opini kebencian itu terus tumbuh, sulit untuk dirinya menghapuskan hal itu.
"Bisakah aku bertanya satu hal!"
"Apa itu?"