Chapter 6 - Jebakan orang jahat

Lucas yang merasa bahwa dirinya tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya kepada wanita itu pun akhirnya membuat Lucas memutuskan untuk berbohon padanya. "Oh… Aku memiliki alat canggih yang bisa membuat siapapun yang memilikinya berpindah tempat, dan yang terpenting sekarang anda sudah aman!" Ucap Lucas kepada wanita itu. Lucas yang cerdik entah bodoh itu memperlihatkan gelang hitam yang dikenakan olehnya yang ia akui sebagai alat canggih yang bisa membawa mereka kemanapun.

Namun, sepertinya hal itu tidak cukup untuk membuat wanita tersebut percaya padanya. Wanita itu masih terlihat meragukan Lucas dengan menatap wajah Lucas penuh curiga. Hal itu tentu membuat Lucas merasa risih.

"Ahaha… Aku... Aku akan pergi, permisi!" Lucas berucap seraya berjalan pergi meninggalkan wanita itu. Namun dengan cepat wanita itu menarik lengan Lucas dan kemudian bertanya,

"Ah! Apakah aku membuatmu merasa tidak nyaman??" Tanyanya dan menatap kea rah Lucas dengan tatapan bersalahnya. Lucas yang tidak merasa seperti itu pun segera menggelengkan kepalanya, "Ke mana kau akan pergi?" Wanita itu memberikan pertanyaan lagi pada Lucas. Hal itu tentu saja membuat Lucas akhirnya mengerti bahwa saat ini wanita tersebut ingin berbicara panjang lebar dengannya, mungkin wanita itu tertarik pada Lucas. Setidaknya itulah yang ada di dalam pikiran Lucas.

"Aku akan mencari tempat penginapan yang murah!" Lucas menjawab dengan singkat.

Wanita tersebut mengangguk seraya berucap, "Tinggal lah di rumahku untuk semalam, anggap saja sebagai bentuk terima kasihku!" Wanita tersebut menawari tempat tinggal untuk Lucas, dan tentu saja Lucas tidak dapat menolaknya kan? Karena dia sedang membutuhkan hal itu, selain itu wanita tersebut mengatakan ia akan memberikan tempat tinggal gratis untuk malam ini.

Lucas mempertimbangkannya juga dengan jumlah uang yang ia miliki yang seharusnya ia pergunakan dengan baik. Sehingga akhinya Lucas setuju dengan wanita itu untuk ikut bersamanya. "Baiklah … Aku akan menginap di rumahmu!" Jawab Lucas, wanita tersebut tersenyum saat mendengar jawaban tersebut, dan mengajaknya untuk pergi bersama ke rumahnya.

Saat keduanya sedang berjalan menyusuri jalan besar itu, Lucas menoleh pada wanita tersebut. "Ah, sebelumnya terima kasih banyak!" Ucap Lucas yang merasa sangat terbantu dengan tumpangan yang wanita itu berikan.

Wanita yang berjalan di samping Lucas menggelengkan kepalanya, "Aku yang seharusnya berucap demikian, terima kasih!" Wanita itu yang mengucapkan rasa terimakasihnya pada Lucas karena telah di selamatkan.

Lucas terus mengikuti langkah wanita itu sampai langkah mereka menuju ke sebuah rumah yang cukup tua dan kosong yang ditunjukkan oleh wanita tersebut padanya, Lucas kebingungan saat ia melihat rumah yang di tunjuk oleh wanita yang ada di sampingnya ini.

"I… Itu rumahmu?" Tanya Lucas yang menoleh pada wanita itu, wanita tersebut mengangguk membenarkannya.

Wanita itu berjalan lebih dahulu dari Lucas dan menoleh padanya, "Ayo masuk!" Ajak wanita itu kepada Lucas. Karena merasa tidak enak telah memandang rendah wanita itu, akhirnya Lucas pun mengikuti wanita tersebut masuk ke dalam rumah kosong yang benar-benar tidak terpakai tersebut, meski hal itu tentu saja membuat Lucas merasa aneh. Wanita itu berdiri di ambang pintu, sementara Lucas berjalan masuk lebih dalam untuk melihat bagaimana keadaan rumah tersebut.

"Apakah kita tidak sa..-

BUKKK!!!

Lucas merasakan sebuah pukulan keras yang sangat menyakitkan di bagian tengkuk, yang membuat Lucas terjatuh berlutut. Lucas menyadari bahwa wanita itulah yang memukulnya dari belakang.

Wanita itu menjatuhkan balok kayu besar yang tadi ia gunakan untuk memukul Lucas, sementara Lucas yang kesakitan hanya bisa meringis seraya memegangi tengkuknya yang terasa patah, "Ahk!" pekiknya.

Saat Lucas sedang kesakitan, ia dapat melihat dengan jelas ada lima orang lelaki yang datang dari arah dalam rumah kosong itu, Lucas mengetahui dan yakin kelima orang tersebut adalah orang yang Lucas lawan sebelumnya. Lucas pun sadar bahwa dirinya telah di jebak oleh kelima lelaki itu dan perempuan tersebut. Ia berpikir inilah saatnya untuk melarikan diri dari mereka semua.

"Bagaimana kalian bisa menghilan?" Tanya si lelaki kurus pada wanita yang kini memperlihatkan sebuah gelang yang tanpa Lucas sadari telah ada di tangan wanita itu. Ternyata tanpa sadar, dirinya telah di rampok.

"Anak ini mempunyai alat canggih yang bisa membawanya berpindah tempat, dan ini adalah alatnya!" Wanita itu berucap seraya memperlihatkan gelang tersebut. Kelima laki-laki itu tersenyum saat mengetahui mereka memiliki sebuah alat yang sangat canggih. Sementara Lucas masih terdiam dan meringis kesakitan.

Lelaki gemuk yang berdiri di samping tembok itu menatap pada Lucas seraya bertanya kepada teman-temannya, "Bagaimana dengan anak ini?" yang membuat mereka semua menatap pada Lucas.

"Habisi saja dia, kurasa dia tidak memiliki apapun selain benda berharga ini!" Ucap Wanita itu, membuat lelaki yang bertubuh lebih pendek dari yang lainnya pun maju dan berjalan mendekati Lucas, ia mengeluarkan senjata api yang ia simpat di balik celananya.

Cklek! Dan dia menodongkan senjata api itu pada Lucas.

"Sampai jumpa nak!" ucap lelaki tersebut, mendengar ucapan itu bukan merasa taku, Lucas justru tersenyum di tengah kesakitannya.

DARR!!

Saat senjata itu mengeluarkan suara letupannya, di saat itu pun Lucas menghilang dari rumah tersebut, membuat mereka semua terkejut.

Syuut!!

Di tempat yang lumayan ramai dengan orang-orang, Lucas secara tiba-tiba muncul tepat di hadapan anak-anak pelajar sekolah menengah pertama yang tengah berbincang dan berjalan bersama menuju rumah mereka, tentu saja mereka sangat terkejut melihat kedatangan Lucas yang tiba-tiba itu.

Empat orang pelajar itu menghentikan langkah mereka, "Woah!!" pekik mereka bersama-sama karena terkejut, salah satu dari keempat anak itu memberanikan diri untuk bertanya pada Lucas.

"Excuse me??" Namun saat ia menanyakan hal tersebut, Lucas yang sudah lemas dan tidak mampu untuk mempertahankan kesadarannya pun pingsan di depan keempatnya. Selain karena kelelahan, Lucas juga sempat menerima sebuah pukulan di daerah tengkuknya.

Sebelum tubuh Lucas terjatuh ke atas tanah, keempat pelajar yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama itu segera menangkap tubuh Lucas secara bersama-sama, sehingga wajah tampan Lucas tidak mencium tanah yang ada di bawahnya.

"Oh My God!" Itulah kata terakhir yang terdengar oleh Lucas, sebelum ia tidak sadarkan diri sepenuhnya di hadapan anak-anak itu.